Ayo Budayakan Cuci Tangan!

Cuci tangan, hal yang simpel untuk di lakukan, tapi manfaatnya besar sekali lho. Udah tau kan, cuci tangan merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penularan infeksi, baik infeksi yang ditularkan melaui kontak dengan manusia maupun dengan makanan. Kita sudah tahu kan Indonesia merupakan negara tropis, negara sedang berkembang, yang notabene penyakit menular (communicable disease), masih sangat tinggi. Nah, salah satu cara PALING SIMPLE, MUDAH, dan CEPAT yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir proses penularan tersebut adalah dengan CUCI TANGAN !!!
Yuukk, mengingat pentingnya mencuci tangan, mari kita belajar cara mencuci tangan yang baik dan benar ^^
Mencuci tangan bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan menggunakan alkohol yang kita sebut dengan handrub, atau dengan sabun dan air yang kita sebut dengan handwash.
Kalau handrub ideal lamanya adalah 20-30detik, sedangkan handwash 40-60detik. Gimana cepet banget kan? 😀
Nah, untuk cara yang benar, biar cuci tangan bisa efektif menghilangkan semua kuman yang ada di tangan, adalah menggunakan 6 langkah seperti yang terdapat  pada gambar dibawah ini, mudah sekali memahaminya kan? ^^
Yuk dipraktekkan, dan dijadikan kebiasaan 😉

image

Terus, sudah tau caranya, kapan saja nie kita harus cuci tangan?
Jawabannya ada pada gambar dibawah ini ^^

image

Kalo bagi teman-teman tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien juga ada 5 saat mencuci tangan, ini dia :
Sebelum kontak dengan pasien
Sesudah kontak dengan pasien
Sebelum melakukan tindakan invasif
Sesudah kontak dengan cairan tubuh
Sesudah kontak dengan lingkungan
Biasanya slogannya adalah 5-6 pasti, 5 Saat 6 Langkah 😀

Jadi kalau teman-teman periksa ke dokter, terus dokternya lupa cuci tangan waktu mau meriksa, diingetin aja, jangan mau diperiksa kalau belum cuci tangan, terus teman^^ juga jangan tersinggung ya kalau habis meriksa teman^^, dokternya cuci tangan, semua itu kan niatnya untuk mencegah penularan infeksi, oke 😀 sip.

Nah, sudah tau cara dan saat yang tepat untuk cuci tangan, tinggal praktekkan saja ya, mudah, simple, cepat tapi manfaatnya besar sekali, yuk, sama-sama kita lestarikan kebiasaan cuci tangan, kalau perlu diprint gambarnya terus ditempel di dapur, di ruang makan, di tempat praktek, kamar mandi, semuanya lah, hehe

Oke deh, selesai sudah sharing ilmu tentang cuci tangan, ingat ya 5-6 PASTI !!!
SALAM TANGAN BERSIH ^^

new (n_n)

Diabetes Melitus

Diabetes Melitus adalah kondisi dimana insulin didalam tubuh berkurang atau terjadi resistensi terhadap kerja insulin sehingga kadar gula didalam darah tinggi. Mengingat fungsi insulin adalah untuk memasukkan gula ke dalam sel.

DM dibagi menjadi  :

1. DM tipe 1 yang disebabkan karena kerusakan sel-sel beta pankreas sehingga gagal memproduksi insulin jadi kadar insulin di dalam darah memang rendah. Biasanya terjadi karena faktor genetik/turunan, penyakit autoimun atau idiopatik. Karena kadar insulin di dalam rendah sehingga DM tipe 1 ini pengobatannya sangat bergantung pada insulin sehingga disebut juga  Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM). DM tipe 1 dapat terjadi walaupun orangnya kurus.

2. DM tipe 2 yang terjadi karena adanya resitensi insulin. Kadar insulin di dalam darah normal dan bahkan bisa sangat tinggi namun efek kerjanya menurun karena terjadi resistensi. Pengobatan DM tipe 2 tidak harus menggunakan insulin, namun menggunakan obat-obatan yang membantu kerja insulin sehingga disebut juga Non  Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM). DM tipe 2 terjadi biasanya pada orang dengan obesitas.

3. Jenis khusus yang lain –> drug-induced, endocrinopathy, etc

4. DM gestational

Diagnosis DM menurut kriteria diagnosis American Diabetes Association tahun 2010:

  • Memiliki gejala diabetes (polydipsi, polyuri, polyfagi, BB turun) dengan konsentrasi gula darah sewaktu ≥11,1 mmol/L (≥200 mg/dL) atau
  • Glukosa plasma puasa (puasa min 8jam) ≥7,0 mmol/L (≥ 126 mg/dL) atau
  • Glukosa plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral ≥11,1 mmol/L (≥200 mg/dL)
  • HbA1c ≥6,5%

Komplikasi DM yang bisa terjadi : Stroke, Cardiovascular disease, diabetic neuropathy, diabetic nephropathy, diabetic retinopathy.

Target Manajemen DM :

A : HbA1c

B : Blood Pressure

C : Cholesterol

Korelasi antara HbA1c dengan rata-rata kadar glukosa plasma selama 2-3bulan

HbA1c

Mean Plasma Glucose (mg/dL)

6

135

7

170

8

205

9

240

10

275

11

310

12

345

Indeks Glikemik adalah index yang menjelaskan peran karbohidrat dalam meningkatkan kadar glukosa darah. Semakin  tinggi Indeks Glikemik maka semakin besar potensi untuk menaikkan kadar glukosa darah. Faktor yang mempengaruhi Indeks Glikemik adalah komposisi lemak dan serat serta cara penyajian.

GI rendah (≤55)

Medium (55<GI<70)

Tinggi (GI≥70)

Oatmeal

Wholemeal bread

Macroni

Apel

Orange

Cake

Bihun

Pizza

Pineapple

Mangga

Nasi

Mie

Lemper

Perkedel

Bakwan

French Fries

Corn Flakes

Semangka

 

Exercise pada pasien DM

  • Olahraga aerobik selama 30-60menit. Setiap hari atau mayoritas hari tiap minggunya
  • HR selama aktivitas harus ditingkatkan mencapai 60-70% HR maksimal
  • Harus pemanasan 5-10menit dan 5 menit pendinginan
  • Harus melibatkan sebagian besar otot-otot besar bagian atas dan bawah tubuh
  • Menggunakan sepatu yang sesuai (lebih baik dengan gel silica atau air-filled soles) dan selalu jaga tetap kering
  • Hindari dehidrasi
  • Jangan suntikan insulin ada bagian tubuh yang akan digunakan selama latihan
  • Ketika menggunakan insulin, hindari olahraga bila kadar glukosa <100mg/dL atau >250mg/dL

 Frekuensi –> bergantung pada tujuan, dan hasil bisa bagus bila dilakukan 3x/minggu, atau untuk menurunkan berat badan dilakukan 5x/minggu

 Intensitas –> Target HR = 60-70% HR maksimal (HR maksimal=220-usia)

 Durasi –> 20-60 menit. <20 tidak ada efek, >60 cenderung mengalami injury

 Prinsip CRIPE

C = Continues

R = Rhytmic

I = Interval

P = Progresif

E = Endurance/aerobic

Berdasarkan hasil pemeriksaan :

—Hasil Tes Glukosa

<70 mg/dL tidak boleh olahraga

<100 mg/dL olahraga tapi harus makan snack ringan

100-250 mg/dL aman untuk olahraga ; > 1 jam perlu snack ; >250-300 bahaya

—Tekanan darah

>140/90 mmHg, olahraga dibawah pengawasan

>160/100 jangan olahraga

>180/100 bahaya

 

Tidak diijinkan olahraga bila :

  • Gula darah >250-300 mg/dL
  • Obat dan insulin aksi kerja puncak
  • <2-3 jam setelah makan
  • Ada bagian tubuh yang numbness atau nyeri
  • Dehidrasi
  • Sesak nafas
  • Sakit, demam atau influensa
  • Pusing
  • Nyeri dada, leher, bahu, mandibula
  • Masalah mata

 

Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau juga disebut Body Mass Index (BMI) adalah berat badan dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam satuan meter.

BMI =Weight in kg/Height m2

Klasifikasi (Asian-people-adult)

BMI (kg/m2)

Morbidity obese

>40

Obese

27,6-40

Overweight

23-27,5

Healthy/normal

18,5-22,9

Underweight

15-18,4

Starving

<14,9

 

BMI sering digunakan untuk menentukan status nutrisi seseorang. Digunakan sebagai indikator apakah sesorang dikatakan berat badannya berlebih atau kurang. BMI merupakan salah satu metode untuk mengukur tingkat obesitas seseorang. Seseorang dengan BMI lebih dari 25 lebih beresiko terserang penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, osteoarthritis, refluks gastroesophageal dan berbagai jenis kanker (seperti kanker payudara, endometrium, prostat, kolon, dan ginjal). Seseorang yang di identifikasi sebagai overweight, obese atau memilik lingkar pinggang yang tidak normal sebaiknya di nilai apakah ada kondisi yang terkait obesitas yaitu hipertensi, metabolik sindrom, endokrinopathy dan kelainan reproduksi seperti penyakit polycystic ovarium.

 

Glasgow Coma Scale

Glasgow Coma Score

Eye Opening (E)

Verbal Response (V)

Motor Response (M)

4=Spontaneous3=To voice

2=To pain

1=None

5=Normal conversation4=Disoriented conversation

3=Words, but not coherent (Inappropriate words)

2=No words……only sounds (Incomprehensible speech)

1=None

6=Obeys commands for movement5=Localizes to pain

4=Withdraws to pain

3=Decorticate posture (Flexion in response to pain)

2=Decerebrate (Extension in response to pain)

1=None

Total = E+V+M

Head Injury Classification:
Severe Head Injury—-GCS score of 3-8
Moderate Head Injury—-GCS score of 9 to 12
Mild Head Injury—-GCS score of 13 to 15

Keterangan :
Eye
4 : mata membuka spontan
3 : mata membuka bila diajak bicara atau dipanggil nama
2 : mata membuka bila diberi rangsang nyeri
1 : tidak membuka mata walaupun dirangsang nyeri

Verbal
5 : pasien orientasi penuh, nyambung kalo diajak ngobrol
4 : confuse, tidak orientasi penuh, tapi msh bisa menjawab pertanyaan
3 : bisa bicara, kata-kata jelas, tapi tidak nyambung dengan apa yang dibicarakan
2 : bisa bicara tapi tidak dapat dipahami artinya
1 : tidak bersuara apapun
—>Tidak berlaku bila pasien aphasia, ada trauma mulut, dan menggunakan intubasi endotrakea

Motorik
6 : mampu mengikuti perintah
5 : mampu menunjuk tempat rangsang nyeri
4 : fleksi menghindar dari rangsang nyeri tapi tidak bisa menunjuk lokasi rangsang nyeri
3 : fleksi abnormal, bahu adduksi dan rotasi interna, pronasi lengan bawah, fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal bila diberi rangsang nyeri
2 : ekstensi abnormal, bahu adduksi dan rotasi interna, ekstensi lengan bawah, fleksi pergelangan tangan dan tinju mengepal bila diberi rangsang nyeri
1 : sama sekali tidak ada respon
—>Rangsang nyeri yang diberikan harus kuat, dan tidak bisa dilakukan pada pasien dengan sedera spinal karena hasilnya akan selalu negatif